Garut, 14 Februari 2020
FOCUS GRUP DISCUSSION (FGD) PENTA-HELIX
“GERAKAN GARUT BEBAS SAMPAH”
(Berfikir dan Bergerak Bersama Untuk Lingkungan Yang Lebih Baik)
Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat
Pada hari jum’at 14 februari 2020 Fakultas Pertanian UNIGA menjadi tuan rumah untuk kegiatan Focus Grup Discussion (FGD) dengan tema pengolahan sampah berbasis masyarakat di pimpin oleh moderator bapak Cecep Ernanto, S.Pd.
Pada pembukaan Ibu Dekan Fakultas Pertanian memberikan sambutan yang singkat dan jelas terkait kegiatan FGD dan berterimakasih telah menjadikan Fakultas Pertanian sebagai tuan rumah.

FGD kali ini di pimpin oleh moderator Bapak Cecep Ernanto, S.Pd yang di hadiri oleh beberapa Instansi diantaranya, Dekan FAPERTA, Wakil Dekan 1 Bagian Akademik FAPERTA, Perwakilan dari fakultas Fisip, dosen-dosen Faperta, Garut Zero Waste, FKGS, IP Garut, Karang Taruna Sukajaya, GAPESA, PT. AIL, Madrasah Digital, CV.PCP, Permapsa, DPMD, KPLH Lentera, SETDA, Kartu, KRU, Klupan, PKM Pembangunan, FK3I Garut dan Ibu Profesional. FGD kali ini mengangkat tema pengolahan sampah berbasis masyarakat, moderator memulai pembukaan forum diskusi dengan memaparkan terkait tema yang akan di diskusikan yaitu terkait dengan proses dan tatakelola yang ideal dalam pengelolaan sampah yang dimana sampah di bagi berdasarkan jenis sampah, ada sampah organic dan an organic kemudian ada sampah rumah tangga dan ampah lingkungan.
Antusian Beberapa instasi dan komunitas sangat tinggi terkait masukan dan sharing pengalaman bagaimana bentuk atau cara tatakelola pengelolaan sampah ini yang di antaranya.
1. Green life style yaitu mengurangi bahan atau alat-alat yang sekali pakai dan menggantinya menjadi barang yang bisa di pakai berkali-kali.
2. masukan untuk diadakanya aturan tertulis yang di sahkan oleh pemerintah setempat terkait tatakelola pengelolaan sampah.
3. kegiatan ibu-ibu professional terkalit tatakelola pengelolaan sampah yang diantaranya mengadakan kegiatan eco enzyme yang dimana eco enzyme ini adalah mengubah bahan organic sisa sampah rumah tangga menjadi bahan pembersih lantai dan WC, kemudian ada eco break yaitu mengumpulkan bsampah an organic untuk kemudian di transfer ke bank sampah, dan melakukan edukasi melalui whatsapp terkait bagaimana berbenah di rumah yang baik dan benar.
4. kegitan pemuda atau karangtaruna kelurahan sukajaya yang aktif melakukan kegiatan mengambil sampah setiap hari ke rumah2 dari beberapa rt untuk kemudia di pisahkan antara sampah organic dan an organic dan berupaya untuk memanfaatkan sampah-sampah tersebut berdasarkan jenis sampahnya, selain itu karang taruna juga membuat semacam perlombaan kebersihan atar RT di kelurahan sukajaya dan karang taruna membuat advokasi terkait aturan tertulis yang di sahkan oleh lurah dan stake holder kelurahan setempat.
5. salah satu sekolah yang berbasis pesantren yaitu sekolah welas asih menerapka pada siswanya tentang project best learning yang di mana siswa2 di sana di ajak untuk merasakan bagaimana buruknya sampah dengan membawanya ke TPS setelah itu siswa di ajak unutuk memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi sampah dan merealisasikannnya dalam bentuk video yang akhirnya di share.

Dari semua pengalam dan kegiatan-kegiatan serta masukan yang di sampaikan di harapkan dapat memberikan motifasi sehingga membangun kesadaran masyarakat untuk mulai mengelola sampah dengan baik dan memberikan sebuah solusi yang terbaik terkait tatakelola pengelolaan sampah di Garut yang mempertimabngkan beberapa aspek, latar belakang dan masalah yang berbeda untuk menentukan langkah demi langkah untuk mengatasi masalah terkait sampah di Kabupaten Garut serta menentukan aturan yang tertulis dan di sahkan oleh pemerintahan setempat terkalit pengelolaan ampah.