Webinar Cerdas Memilih dan Mengolah Bahan Makanan dalam Meningkatkan Imunitas Keluarga Melalui Konsumsi Protein Hewani yang Terjangkau
Tanggal / Waktu : 28 Juni 2021 / 10.00 – 12.00 WIB
Pemateri:
1. Ati Atul Quddus S.Pt., M.Si., MOS (Teknologi Pangan, FAPERTA, UNIGA)
2. Ervi Herawati S.Pt., M.Si. (Peternakan, FAPERTA, UNIGA)
LINK Pendaftaran WEBINAR : https://bit.ly/2SLkORv
Gizi seimbang pada masa pandemi covid-19 sangat penting bagi pola hidup manusia karena dengan mengkonsumsi gizi seimbang maka masyarakat dapat menjaga kesehatan sehingga virus tidak mudah masuk kedalam tubuh dan dengan itu dapat memutuskan rantai penyebaran virus corona. Corona virus adalah subfamili virus yang disebabkan oleh penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Corona virus adalah jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Corona virus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Corona virus Disease-2019 COVID-19. (KEMENKES, 2020).
Berdasarkan Riskesdas (2013), prevalensi gizi kurang secara nasional bersifat fluktuatif karena pada tahun 2007 prevalensi gizi kurang 18,4% dan mengalami penurunan pada tahun 2010 yaitu 17,9%, tetapi pada tahun 2013 prevalensi gizi kurang mengalami peningkatan kembali 19,6% yang terdiri dari 13,9% gizi kurang dan 5,7% gizi buruk. Gizi merupakan hal yang menjadi perhatian penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh.Gizi yang terpenuhi dan baik diperlukan agar sel berfungsi optimal. Sistem kekebalan yang, dalam hal ini menjadi semakin tinggi asupan energi selama periode infeksi, dengan pengeluaran energi basal yang lebih besar. Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah kondisi seseorang untuk bisa menolak penyakit tertentu terutama melalui mencegah pengembangan mikroorganisme patogen atau dengan menangkal efek produknya. Sistem imun terdiri atas dua yaitu innate immune dan adaptive immune. Innate immune yang merupakan sistem pertahanan awal (first defense), tidak fleksibel yang terdiri dari hambatan fisik, faktor terlarut dan fagositosis sel (Dr.Erry Yudhya Mulyani, 2020).
Cerdas dalam memilih bahan dan pintar dalam mengolah bahan makanan sebagai pangan yang memiliki nilai gizi tinggi sangat penting bagi masyarakat saat ini. Bahan pangan yang mengandung protein tinggi sangat diperlukan karena sangat membantu proses perbaikan, mengganti sel, jaringan dan organ yang telah rusak dalam upaya membangun imunitas tubuh. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat di rekomendasikan untuk dikonsumsi setiap hari dalam membangun imunitas tubuh. Kreatifitas dalam mengolahan panganan dengan bahan dasar telur sangat diperlukan untuk menghindari kejenuhan dalam mengkonsumsi telur. Telur juga berfungsi sebagai salah satu sumber energi.
Kandungan protein total pada telur menurut Scanes et al. (2004) sebanyak 30%, dan untuk mendapatkan kandungan yang tinggi tersebut perlu asupan dari pakan berupa protein dan asam amino serta kualitas ketersediaan asam amino yang baik ( amino acid availability). Protein dan energi adalah dua nutrien penting pada ayam petelur. Diperkirakan 85% dari total harga ransum datangnya dari bahan protein dan energi. Salah satu faktor nutrisi yang berperan dan mempengaruhi produksi, besar telur adalah kandungan energi ransum. Pengaruh tingkat energi ransum terhadap produksi telur (Wu et a1., 2005, Harms et a1., 2000, Jalal et al., 2006) masih kontroversial. Selanjutnya Wu et al. (2005) melaporkan bahwa dengan meningkatnya kandungan protein ransum, sangat jelas dapat meningkatkan berat telur dari 60,85g menjadi 61,40g. Oleh karena itu kandungan nutrisi pakan perlu diperhaitkan untuk menghasilkan telur yang berkualitas baik.